Aku adalah seorang wanita yang dari kecil dipungut dari panti asuhan. Sebenarnya wajahku ga cantik, hanya banyak yg mengira kalo ada keturunan Arab di aku. Tinggiku sekitar 155cm, dan berat badan sekitar 50kg.
Tubuhku tergolong berisi tapi dengan toket kecil. Hihihi… Setelah sekolah SMA, aku malah menjadi sangat nakal. Sampai kehilangan keperawanan oleh pacar sendiri. Suatu hari, aku punya pacar yang beda sekolah. Saat pulang sekolah, aku dijemput dia, dia bilang ingin mengenalkan aku pada teman-temannya.
Tak lama kami sampai disalah satu rumah yang lumayan besar. Disana ternyata ada 1 laki-laki yang sedang menunggu. Pacarku mengenalkanku padanya. Namanya Jason. Jason berperawakan tinggi besar dan berkulit hitam. Wajahnya cukup tampan dan terlihat agak sedikit tengil. Di saat aku sedang duduk berduaan dengan pacarku, dia berbisik padaku bahwa kontolnya sudah tegang dari tadi. Dengan senyum aku membalasnya.
“Ini kan di rumah orang lain sayang.” Bisikku.
“Ga apa-apa, kita pinjam kamarnya ajah. Lagian ini basecamp temen-temenku. Kebetulan mereka belum datang kesini.” Jawab pacarku. Aku mengangguk.
“Tunggu aku minjem kamar nya dulu.” Lanjut pacarku.
Terlihat pacarku sedikit berbisik pada Jason yg sedang berada diruang sebelah dan dibalas anggukan oleh Jason. Ada sedikit senyum yang tersungging dibibirnya terarah padaku. Pacarku menuntun aku masuk kesalah satu kamar di rumah itu. Kamar yang ruangannya agak sempit, dengan kasur lantai yang kecil, mungkin agak sempit untuk ditiduri 2 orang. Tapi dengan situasi yang romantis. Lampu remang- remang, musik yang menenangkan dari speaker bluetooth, dan kamar itu sangat harum.
Pacarku memegang kepalaku berusaha membuat kontolnya lebih melesak masuk kedalam mulutku, dia mendesah- desah tak merasa malu bila terdengar oleh Jason diluar kamar. Mendadak pacarku bangun dan dengan pelan membanting tubuhku keatas kasur. Diangkatnya kakiku lebar-lebar, di kangkanginya aku dan sleeebbb. “Aaaghhh.”
Katanya.
Aku sedikit terpejam saat kontolnya masuk memekku. Ugh selalu terburu-buru, pikirku. Gak lama, dia menggoyangkan pantat dan pinggulnya, menggenjot memekku dengan kuat-kuat. Dengan hentakan yang kuat dan bernafsu.
“Aghhh sayang, yang dalem, lebih keras sayang, ya, ohh sayang, terussss.” Mintaku.
Aku pun tak mau kalah, ku goyangkan pinggulku kekanan kekiri membuat kontolnya serasa masuk menyilang di dalam memekku. Ooghhh rasanya nikmat sekali. Ingin rasanya aku orgasme, tapi entah kenapa, rasanya sangat susah. Berkali-kali melakukan sex tapi belum pernah aku merasakan orgasme.
Memang aneh.
Tiba-tiba, aku terhentak dari lamunan yang nikmat.
“Aaaaghhhh aku keluaaarrr sayaanng.” Teriak pacarku mendadak.
“Hah? Apa? Udah keluar? Padahal aku baru saja ingin klimaks. Ahhhh sial.” Aku berkata dalam hatiku.
Tubuh pacarku lalu menindihku, terkulai lemas. Ku singkirkan tubuhnya dari atasku. Klik, suara pintu kamar terbuka. Kaget, kulihat Jason masuk kekamar. Tersenyum dan menubrukku yang saat itu masih tertidur tanpa pakaian.
“Hey, apa ini Mas?” Jeritku.
“Tenang sayang, Sebentar kok.”Balasnya. Sambil terus menggerayangiku.
Pacarku bangun, terduduk dengan wajah tanpa dosa memandangiku. Lalu aku berusaha berontak dengan posisi terbaring aku membalikkan badan ke arah kanan dekat pacarku yang sedang duduk. Ku pegang tangan pacarku sambil menangis memohon pertolongannya.
Pacarku dengan teganya hanya membalas peganganku dan tersenyum ragu. “Sudah sayang, ga apa-apa.” Jason memelukku erat dari samping kiri, dan terasa dari arah belakang ada kontol besar yang menusuk memek ku. Aaahhhh, aku ga bisa bergerak karna keras nya pelukan oleh Jason.
“Ahhh sakit, sakit massss. Aaghhh, mass sakittt, agghh mass.” Jeritku.
Meski memekku sebenernya licin oleh sperma pacarku tadi, tapi tetap saja rasanya sakit.
“Sebentar, gaakan sakit kok.” Kata Jason sambil terus memompaku dengan gaya menyamping. Ku tatap wajah pacarku yang tersenyum ketcub dia berbisik
“Maaf sayang, ini rumahnya, jadi dia meminta imbalan untuk minjemin kamarnya.”
“Aaghhh sialan kamu.” Kataku.
“Aaaghhhhhh, maaaasss, agghhh, oughh mas jangaann.” Lanjutku sembari berusaha menyingkir dari pelukannya dan melepaskan kontolnya yang menancap dalam pada memekku.
Tapi ternyata tenaga Jason lebih kuat. Dia malah lebih terlihat semangat dan keenakan dengan rontaanku. Tapi, ada yang aneh. Aaghhh gila, aku mulai merasakan keenakan disaat aku meronta-ronta berusaha melepaskan pelukannya. Aaghhh enaaakk, enak rasanya memekku di kocok oleh Jason, kontolnya serasa penuh didalam memekku. Oughhh apa ini? Rasanya akan ada yang meledak.
“Aaghhhh aghhh masss, jangan masss, mas oughhh mas jaa.. jaangg.. jangan.” Desahku. Tetap berusaha berontak. “AAAGHHHHHHHHH.” Akhirnya aku teriak lumayan keras, serasa terbang saat itu. Baru rasanya aku menikmati ngentodd seenak ini.
Apa ini yang namanya orgasme? Fikirku.
Agh apa ini yang namanya orgasme? Baru rasanya aku ngentod seperti ini. Dalam rontaan, dalam penolakan, ada kenikmatan yang tak terkira. Orgasme pertama yang ga akan aku bisa lupakan. “Oughhhh saaayyy, tah,, tahhaannnn. Aku keluaarrrrrr” Teriak Jason sambil menghentakan kontolnya lebih dalam ke memekku.
Crottt,, croot,, crooottt,, entah berapa kali spermanya keluar menembak di dalam memekku.
Oughhhh enaaaaknyaaaaaaaa. Benar-benar aku baru merasakan enaknya ngentot. Gila, ini benar- benar rasanya gila. Perlahan dilepaskannya kontol Jason dari dalam memekku. Plop. Tanpa basa basi, Jason pergi keluar kamar.
Aku bangun, terduduk. Masih tak menyangka bisa mendapatkan kenikmatan yang sangat besar seperti itu dalam paksaan. Aku hampir lupa, kalau disana ada pacarku. Aku sadar dan meminta pulang. Dalam hati, aku berkata “Jason adalah cowok yang bisa puasin aku. Lebih baik aku dengan Jason daripada dengan pacarku yang sekarang ini.
Selesai